Rafly
Kande mengungkapkan, selain pemerataan pembangunan dari sector fisik dan
ekonomi juga dibutuhkan pemerataan pembangunan peristiwa budaya di Aceh, agar
keberagaman budaya di Aceh dapat dilestarikan. Salah satu wahana yang sangat
tepat yaitu melalui momentum PKA ini. Sehingga tidak terjadinya sentralistik
peristiwa budaya yang mengakhibatkan objek-objek budaya lainnya yang ada di
daerah-daerah tidak dapat dinikmati secara langsung.
Rafly
menambahkan, bahwa momentum PKA ini hendaknya dapat menjadi momentum yang
monumental dimana dapat mengangkat dan melestarikan budaya yang beragam di
tanoh rencong ini. Momentum ini harus memiliki nuansa, esensi dan ekstensi dari
budaya Aceh itu sendiri.
Salah
satu upaya untuk menciptakan peristiwa budaya yang monumental dan merata adalah dengan melaksanakan Pekan
Kebudayaan Aceh(PKA) secara bergiliran di daerah-daerah yang ada di Aceh,
sehingga event tersebut tidak terkesan sebagai momentum yang bersifat
sentralistik, dan hanya dilaksanakan di ibu kota provinsi Aceh. Sementara itu
masih banyak peninggalan-peninggalan budaya di daerah yang seyogyanya menjadi
khazanah budaya di Aceh, tutur Rafly Kande.
Untuk
kali ini dan ke depannya alangkah lebih indah, monumental dan memiliki esensi
jika dilakukan di daerah-daerah, sehingga budaya-budaya daerah juga menjadi
perhatian berbagai kalangan sehingga momen tersebut terasa lebih bermakna.
[Delky]
Post a Comment